I Love You

                                                                                          Jun 18, '06 5:54 AM
File MP for everyone

Samar-samar kudengar suara handphoneku berbunyi. 

"Haloo..." suaraku parau menahan kantuk. 
"Hai Teh ini D...". Kata suara itu di telpon. 
"Aduh ini jam setengah dua pagi ada apa kamu nelpon saya. Tolonglah... saya lagi tidur, capek banget nih" Kataku sambil menatap jam weker lalu memejamkan mata lagi. 
"Maaf kalau mengganggu tapi saya mau bilang....." Suara ditelpon ragu. 
"Apa?" kataku memburu kata-katanya yang terpotong. 
"Teh... I LOVE YOU, I LOVE YOU, I LOVE YOU" Klik suara handphonenya dimatikan.Ihh.... ini cowok kok bisa-bisanya bilang begitu. Dalam sekejap aku merasa asing sekali. Siapa sih dia?

Sambil merem, memoriku mulai bekerja.Tiga orang lelaki yang ditemui di angkutan kota dan tanpa aku melihat bahkan melirik ke arahnya. Saat itu aku hanya bicara dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan mereka seperlunya. Tanpa senyum tanpa jutek. Datar saja.

"Sendirian Mba?" 
"Kemana-mana selalu sendiri kok" 
"Gak takut?" 
"Takut sama apa?"  
"Siapa namanya" 
 "Lina"  
"Abis dari mana?" 
 "Toko buku"  
"Seneng baca ya?"  
"Iya" 
"Buku apa yang baru-baru ini mba baca?" 
 "Da Vinci Code" 
"isinya tentang apa?" 
 "......." 
"oh menarik ya saya juga suka baca tapi...." potongan-potongan tanya jawab itu mulai memenuhi pikiranku.

Esoknya D...salah satu dari tiga cowok itu menelponku. Dia menanyaiku ini itu. Dan mulailah aku berbicara tentang hidup begini begitu begono...   
"Mba dewasa sekali ya saya jadi ingin curhat ke mba". Kata D... menilaiku. 
"Terima kasih sudah punya niat curhat ke saya padahal jarang sekali laki-laki bisa curhat apalagi sama perempuan". Aku jadi tersanjung.

Entah angin apa yang mengirim suaranya malam tadi. I LOVE YOU? Hahhh aku bagai tersengat listrik. Semudah itukah laki-laki mengucapkan kalimat sakti itu? 

Hhh... aku jadi meringis. Betapa ingin kata-kata itu aku dengar dari orang-orang yang benar-benar telah menjadi bagian dalam hati ini. Tanpa aku menanyainya atau tanpa menunggu moment yang memang seharusnya diucapkan. Namun begitu jarang dan mungkin gak akan pernah. Kadang dalam keputusasaan aku pun sering menyalahkan diri sendiri. 

"Aku memang tidak layak dicintai sehingga tidak ada yang bilang "Aku mencintaimu setulus hati". Cinta ya mungkin terlalu muluk. Tapi boleh kan kita berharap menjumpai rasa itu atau bahkan menemukan kata-kata itu dari siapa saja. 

Bahkan Aku masih ingat guru yang mengajari panjat tebing selalu memanggilku Cinta. Dan betapa aku menghormatinya. Beliau sudah beristri, dan mempunyai anak namun ketika berhadapan dengan orang yang disayanginya beliau selalu memanggilnya cinta. Indah bukan?

Dan kini kutemui kata-kata itu dari orang asing. Bahkan wajahnya pun aku tak ingat. Mungkin dia iseng atau bercanda. Tapi separah itukah cara laki-laki iseng dan bercanda? Ya, aku pun menganggapnya angin lalu. Tidak harus memikirkan atau menganggapnya serius. Karena aku pun masih punya jawaban sakti untuk itu. Jawaban itu adalah "Aku Tidak Layak Dicintai" karena aku bukan siapa-siapa dan tak ada apa-apa.

Posting Komentar

Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.

Made with by Lina W. Sasmita