Seorang teman yang saya anggap sebagai adik (karena usianya jauh di
bawah saya) mengirimkan beberapa buah puisi duka tentang kekecewaan
hatinya, tentang kisah cintanya yang kandas yang hampir menyebabkan ia
bunuh diri seandainya ia tidak segera sadar atau tersadarkan oleh takdir
Allah.
"Teh..Saya sudah hilang harapan hidup...." katanya suatu waktu kepada
saya. Dukanya amat dalam, membuat saya terheran-heran, sedalam itukah
laki-laki mencintai seorang wanita? Separah itukah laki-laki putus
cinta? Tapi benar, yang dihadapan saya adalah laki-laki yang terluka
hatinya, laki-laki yang mencoba menghargai hidup dengan belajar tegar
dari cintanya yang kandas di tengah jalan.
Inilah puisinya ....
Gelanggang ilalang tumbuh di atas karang
Angin menderu melaju bagai peluru
Hati terlarut, bergelut tak bermaksud
Masa lalu yang suram tlah membuatku karam
Pupuslah sudah asaku
Tinggallah sembilu yang meracun di kalbu
Hingga lahirlah kata tanya,
Sampai kapan aku begini?
Keputusasaannya kini mungkin tlah berangsur sirna, kesadaran akan penghambaan nya kepada Tuhan mulai tampak dari puisinya yang ini....
Kini tibalah saat kududuk bersimpuh
Menekuk dagu dan wajah
Merunduk, bercermin pangku
Mata terpejam, linangkan air duka
Hati tertatih renungi penyesalan tak berujung
Ragaku luka, jiwaku berlumur dosa
Andai Engkau bersedia menerima
Satu kata yang kupinta
Aku ingin bertobat (Batam; 30-01-2007)
Mata terpejam, linangkan air duka
Hati tertatih renungi penyesalan tak berujung
Ragaku luka, jiwaku berlumur dosa
Andai Engkau bersedia menerima
Satu kata yang kupinta
Aku ingin bertobat (Batam; 30-01-2007)
Di sela itu dia selipkan sebuah puisi untuk saya...
Bergetarlah hati kecilku
Gugurlah sudah sombongku
Saat pertama melihatmu
Tatapan mata indahmu
Hentikan detak jantungku
Belas, cemas tlah terkemas menghapus ragu
Sambutmu permata, sepatah katamu mutiara
Senyummu air surga
Lidahku kaku, mulutku bisu
Kagum akan karismamu Teh Lina
Bergetarlah hati kecilku
Gugurlah sudah sombongku
Saat pertama melihatmu
Tatapan mata indahmu
Hentikan detak jantungku
Belas, cemas tlah terkemas menghapus ragu
Sambutmu permata, sepatah katamu mutiara
Senyummu air surga
Lidahku kaku, mulutku bisu
Kagum akan karismamu Teh Lina
Huhh...dasar laki-laki, aku tersenyum-senyum membaca smsnya. Tapi lumayan terhibur juga, ternyata masih ada cowok yang bersusah payah membuat puisi untuk saya walau agak hiperbola. Cukup tersanjung hehe...
Namun kini saya masih belum mengerti juga, adakah laki-laki begitu setia? Bukankah perempuan yang kebanyakan setia. Aa Gym sendiri bilang kalau wanita itu cintanya mono alias satu. Kalau sudah itu ya itu. Sedangkan laki-laki katanya ...Stereo... itu kata bapak-bapak jamaah pengajian Aa gym. Ya kalau laki-laki katanya cintanya itu bisa saja berpindah ke lain hati dan ke lain body. Artinya tidak setia pada satu wanita. So jangan berharap terlalu muluk dari keberadaan cinta seorang pria mungkin saja memang STEREO....
Posting Komentar
Halaman ini dimoderasi untuk mengurangi spam yang masuk. Terima kasih sudah meninggalkan komen di sini.